DEFINISI KARANGAN
Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang
untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada
pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian
adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
MACAM-MACAM KARANGAN BERDASARKAN
PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI KARANGAN BESERTA CONTOHNYA :
1. Karangan Narasi
Karangan atau cerita yang menyajikan rangkaian
peristiwa secara berurutan. Peristiwa boleh benar-benar terjadi, tetapi boleh
juga hanya imajinasi / fiksi.
Ciri-ciri/karakteristik karangan Narasi
a. Menyajikan serangkaian berita
atau peristiwa
b. Disajikan dalam urutan waktu
serta kejadian yang
menunjukkan peristiwa awal sampai akhir
c. Menampilkan pelaku peristiwa
atau kejadian
d. Latar (setting) digambarkan
secara hidup dan terperinci
Contoh : saya malam ini akan tidur dan bangun esok pagi.
2. Karangan Deskripsi
Karangan yang melukiskan suatu tempat, situasi, orang,
atau barang / benda sehingga pembaca dapat merasakan arti atau maksud dari
karangan atau tulisan tersebut.
Ciri-ciri / karakteristik karangan deskripsi
a. Melukiskan atau
menggambarkan suatu objek tertentu
b. Bertujuan untuk
menciptakan kesan atau pengalaman
pada diri pembaca agar seolah-olah mereka melihat,
merasakan, mengalami atau mendengar, sendiri suatu
objek yang dideskripsikan
c. Sifat penulisannya
objektif karena selalu mengambil
objek tertentu, yang dapat berupa tempat, manusia,
dan hal yang dipersonifikasikan
d. Penulisannya dapat
menggunakan cara atau metode
realistis (objektif), impresionistis (subjektif), atau
sikap penulis
Contoh : Tepat pukul 06.00 aku terbangun, diiringi
dengan suara-suara ayam yang berkokok seolah menyanyi sambil membangunkan
orang-orang yang masih tidur. serta dapat ku lihat burung-burung yang
berterbangan meninggalkan sarangnya untuk mencari makan. Dari timur sang surya
menyapaku dengan malu-malu untuk menampakkan cahayanya. Aku berjalan ke halaman
depan rumah tepat dihadapan ku ada sebuah jalan besar untuk berlalu lintas dari
kejauhan tampak sawah-sawah milik petani yang ditanami padi masih berwarna
hijau terlihat sangat sejuk, indah, dan damai. Dari kejauhan pula terlihat
seorang petani yang sedang membajak sawahnya yang belum ditanami tumbuhan, dan
ada juga petani yang sedang mencari rumput untuk makan binatang peliharaannya
seperti kambing, sapi, dan kerbau. Didesaku rata-rata penduduknya sebagai
petani. Pagi ini terlihat sangat sibuk, di jalan" terlihat ibu-ibu yang
sedang berjalan menuju pasar untuk berjualan sayur. Tetanggaku seorang peternak
bebek yang juga tidak kalah sibuknya dengan orang". Pagi-pagi sekali dia
berjalan menggiring bebeknya kerawah dekat sawah untuk mencari makan, bebek
yang pintar berbaris dengan rapi pengembalanya. Sungguh pemandangan yang sangat
menarik dilihat ketika kita bangun tidur. Dihalaman rumah kakekku yang
menghadap ketimur terdapat pohon-pohon yang rindang, ada pohon mangga yang
berbuah sangat lebat, disamping kiri potehon mangga dapat pula pohon jambu air
yang belum berbuah karena belum musimnya. Dan disebelah kanan rumah ada pohon
rambutan yang buahnya sangat manis rasanya. sungguh pemandangan yang sangat
indah yang sangat asri dan damai ini adalah tempat tinggal kakek ku dan tempat
kelahiran ku. Desa yang bernama NAMBAHDADI ini adalah tempat yang paling aku
kunjungi saat liburan. Selain bisa bertemu kakek dan nenek aku juga bias
melihat pemandangan yang indah nan damai.
3. Karangan Eksposisi
Karangan yang berusaha menjelaskan pokok pikiran yang
dapat memperluas pengetahuan pembacanya dengan disertai contoh, gambar, grafik,
ilustrasi, dll. Umumnya berbentuk prosa. Langkah-langkahnya adalah:
- Menentukan
tema,
- Menentukan
tujuannya,
- Memilih
materi,
- Memilah
materi yang ingin diambil,
- Membuat
kerangka karangan, dan
- Mengembangkan
kerangka karangan.
Ciri-ciri/karakteristik karangan Eksposisi
a.
Menjelaskan informasi agar pembaca mengetahuinya
b.
Menyatakan sesuatu yang benar-benar terjadi
(data faktual)
c.
Tidak terdapat unsur mempengaruhi atau memaksakan
kehendak
d.
Menunjukkan analisis atau penafsiran secara objektif
terhadap fakta yang ada
e.
Menunjukkan sebuah peristiwa yang terjadi atau
tentang proses kerja sesuatu
Contoh : Sebenarnya, bukan hanya ITS yang menawarkan rumah
instan sehat untuk Aceh atau dikenal dengan Rumah ITS untuk Aceh (RI-A). Pusat
Penelitian dan Pengembangan Permukiman Departemen Pekerjaan Umum juga
menawarkan “Risha” alias Rumah Instan Sederhana Sehat. Modelnya hampir sama,
gampang dibongkar-pasang, bahkan motonya “Pagi Pesan, Sore Huni”. Bedanya,
sistem struktur dan konstruksi Risha memungkinkan rumah ini berbentuk panggung.
Harga Risha sedikit lebih mahal, Rp 20 juta untuk tipe 36. akan tetapi, usianya
dapat mencapai 50 tahun karena komponen struktur memakai beton bertulang,
diperkuat pelat baja di bagian sambungannya. Kekuatannya terhadap gempa juga
telah diuji di laboratorium sampai zonasi enam.
4. Karangan Persuasi
Karangan yang berisi ajakan kepada pembaca dengan
menyampaikan alasan, contoh, dan bukti meyakinkan sehingga pembaca membenarkan
dan bersedia melaksanakan ajakan tersebut. Pada umumnya karangan ini bebentuk
prosa.
Ciri-ciri/karakteristik karangan Persuasi
a. Menentukan topik/tema
b. Merumuskan tujuan
c. Mengumpulkan data dari berbagai sumber
d. Menyusun kerangka karangan
e. Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan persuasi
Contoh : Kita semua mengetahui bahwa kondisi lingkungan Kota
Jakarta sudah sangat memprihatinkan. Banyak sekali sungai yang kotor akibat
pembuangan limbah yang tidak teratur serta pencemaran udara akibat asap
kendaraan bermotor yang semakin banyak. Ini semua dapat menyebabkan gangguan
bagi makhluk hidup di Kota Jakarta, temasuk manusia. Pernapasan kita dapat
terganggu dan keindahan Kota Jakarta tercemar. Oleh karena itu, alangkah
baiknya jika kita sebagai penduduk Kota Jakarta berusaha untuk melestarikan
lingkungan kota ini dengan berbagai macam usaha. Di antaranya adalah dengan
penghijauan, pembuatan taman kota, dan pelarangan membuang sampah di sembarang
tempat. Ini semua dapat mengendalikan keindahan Kota Jakarta.
5. Karangan Argumentasi
Merupakan suatu karangan atau karya tulis seseorang
yang berusaha meyakinkan pembaca untuk mengakui pendapat penulis atau mengikuti
pendapat penulis, untuk meyakinkan pembaca, biasanya penulis memberikan
alasan-alasan, contoh-contoh atau bukti yang kuat, sehingga pembaca menjadi
yakin.
Ciri-ciri/karakteristik karangan Argumentasi
a.
Berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran
gagasan pengarang sehingga kebenaran itu
diakui oleh pembaca
b.
Pembuktian dilengkapi dengan data, fakta,
grafik, tabel, gambar
c. Dalam
argumentasi pengarang berusaha
mengubah sikap, pendapat atau pandangan
pembaca
d. Dalam
membuktikan sesuatu, pengarang
menghindarkan keterlibatan emosi dan
menjauhkan subjektivitas
e. Dalam
membuktikan kebenaran pendapat
pengarang, kita dapat menggunakan
bermacam-macam pola pembuktian
Contoh : DPR dinilai
menipu rakyat. Para wakil rakyat di Senayan tak henti-hentinya menjadi sorotan.
Setelah diprotes berbagai kalangan soal renovasi toilet Rp. 2 miliar dan proyek
parkiran motor Rp 3 miliar, kini gliran ruang rapat baru Badan Anggaran DPR
yang menelan biaya Rp. 20 miliar.
Nada miring publik terhadap
proyek Banggar itu juga tak lepas dari kinerja pimpinan dan anggota banggar
yang belakang terjerat sejumlah kasus. Sedikitnya terdapat delapan anggota
Banggar yang menghadapi masalah hukum.
Di tengah penilaian negatif
itu, tanpa sepengetahuan publik, Banggar DPR justru mendapatkan uang rapat baru
di Gedung Nusantara II. Berdasarkan pengamatan suatu media selama ini, dari 85
anggota Banggar, biasanya kalau rapat yang hadir tidak lebih dari sari separo.
paling banter 30 anggota.
Karya ilmiah
Karya ilmiah (bahasa Inggris: scientific paper) adalah
laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau
pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi
kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Ada berbagai
jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium,
dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari
kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam
karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan
penelitian atau pengkajian selanjutnya.
Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa
dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah seperti makalah,
laporan
praktikum, dan skripsi (tugas akhir).
Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan
cukup mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih
merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan
terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan
yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa
sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian.
Tujuan Karya Ilmiah
- Sebagai wahana melatih
mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan
ilmiah yang sistematis dan metodologis.
- Menumbuhkan etos ilmiah di
kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu
pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan
karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian
studinya.
- Karya ilmiah yang telah ditulis
itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah
dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
- Membuktikan potensi dan wawasan
ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah
dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan
dan pendidikan dari jurusannya.
- Melatih keterampilan dasar
untuk melakukan penelitian.
Manfaat Karya Ilmiah
Manfaat
penyusunan karya ilmiah bagi penulis adalah berikut:
- Melatih untuk mengembangkan
keterampilan membaca yang efektif;
- Melatih untuk menggabungkan
hasil bacaan dari berbagai sumber;
- Mengenalkan dengan kegiatan
kepustakaan;
- Meningkatkan pengorganisasian
fakta/data secara jelas dan sistematis;
- Memperoleh kepuasan
intelektual;
- Memperluas cakrawala ilmu
pengetahuan;
- Sebagai bahan acuan/penelitian
pendahuluan untuk penelitian selanjutnya
Sistematika Penulisan Karya Ilmiah
Bagian Pembuka
- Cover
- Halaman judul.
- Halaman pengesahan.
- Abstraksi
- Kata pengantar.
- Daftar isi.
- Ringkasan isi.
Bagian Isi
Pendahuluan
- Latar belakang masalah.
- Perumusan masalah.
- Pembahasan/pembatasan masalah.
- Tujuan penelitian.
- Manfaat penelitian.
Kajian teori atau tinjauan kepustakaan
- Pembahasan teori
- Kerangka pemikiran dan
argumentasi keilmuan
- Pengajuan hipotesis
Metodologi penelitian
- Waktu dan tempat penelitian.
- Metode dan rancangan penelitian
- Populasi dan sampel.
- Instrumen penelitian.
- Pengumpulan data dan analisis
data.
Hasil Penelitian
- Jabaran varibel penelitian.
- Hasil penelitian.
- Pengajuan hipotesis.
- Diskusi penelitian,
mengungkapkan pandangan teoritis tentang hasil yang didapatnya.
Bagian penunjang
- Daftar pustaka.
- Lampiran- lampiran antara lain
instrumen penelitian.
- Daftar Tabel
Ciri – ciri Karya Ilmiah
Dalam karya ilmiah ada 4 aspek yang menjadi karakteristik utamanya, yaitu :
a. Struktur sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal
(pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal
merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan
pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau
subtopik. Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi
penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
b. Komponen
dan substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya
ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka.
Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
c. Sikap penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan
menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif,
tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.
d.
Penggunaan bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari
pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang
baku.
Ciri-ciri lain Karya ilmiah
Selain ciri-ciri diatas karya ilmiah juga mempunyai ciri-ciri, antara lain:
- Kejelasan. Artinya semua yang
dikemukakan tidak samar-samar, pengungkapan maksudnya tepat dan jernih.
- Kelogisan. Artinya keterangan
yang dikemukakan masuk akal.
- Kelugasan. Artinya pembicaraan
langsung pada hal yang pokok.
- Keobjektifan. Artinya semua
keterangan benar-benar aktual, apa adanya.
- Keseksamaan. Artinya berusaha
untuk menghindari diri dari kesalahan atau kehilafan betapapun kecilnya.
- Kesistematisan. Artinya semua
yang dikemukakan disusun menurut urutan yang memperlihatkan kesinambungan.
- Ketuntasan. Artinya segi
masalah dikupas secara mendalam dan selengkap-lengkapnya.
Jenis – jenis Karya Ilmiah
Adapun jenis – jenis karya ilmiah, yaitu :
a. Skripsi adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat
mendapatkan gelar sarjana (S1). Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori)
orang lain. Pendapat tersebut didukung data dan fakta empiris-objektif, baik
berdasarkan penelitian langsung; observasi lapanagn atau penelitian di
laboratorium, atau studi kepustakaan. Skripsi menuntut kecermatan metodologis
hingga menggaransi ke arah sumbangan material berupa penemuan baru.
b. Tesis
Tesis adalah jenis karya ilmiah yang bobot ilmiahnya lebih dalam dan tajam
dibandingkan skripsi. Ditulis untuk menyelesaikan pendidikan pascasarjana.
Dalam penulisannya dituntut kemampuan dalam menggunakan istilah tehnis; dari
istilah sampai tabel, dari abstrak sampai bibliografi. Artinya, kemampuan
mandiri —sekalipun dipandu dosen pembimbing— menjadi hal sangat mendasar.
Sekalipun pada dasarnya sama dengan skripsi, tesis lebih dalam, tajam, dan
dilakukan mandiri.
c. Disertasi
Disertasi ditulis berdasarkan penemuan (keilmuan) orisinil dimana penulis
mengemukan dalil yang dibuktikan berdasarkan data dan fakta valid dengan
analisis terinci. Disertasi memuat penemuan-penemuan baru, pandangan baru yang
filosofis, tehnik atau metode baru tentang sesuatu sebagai cerminan
pengembangan ilmu yang dikaji dalam.
CONTOH KARYA TULIS ILMIAH
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan karuniaNyalah, karyailmiah ini dapat terselesaikan dengan baik,
tepat pada waktunyaAdapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Antropologi Budaya, pada semester IV, di tahun
ajaran 2008, dengan judul Etos, Fokus dan UnsurKebudayaan Suku Jambi di Indonesia. Dengan membuat
tugas ini kami diharapkan mampu untuk lebih mengenal tentang etos dan
kebudayaan yang berkembang di Jambi, yang merupakan salah satu provinsi di
Indonesia dan seringkali luput dari pengamatan kita sebagai masyarakat
Indonesia.
Dalam penyelesaian karya ilmiah ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama
disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya karya ilmiah ini dapat
terselesaikan dengan cukup baik. Karena itu, sudah sepantasnya jika kami
mengucapkan terima kasih kepada:
- Bpk. Djaya, yang tidak lelah
dan bosan untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada kami setiap saat.
- Orang Tua dan keluarga kami
tercinta yang banyak memberikan motivasi dan dorongan serta bantuan, baik
secara moral maupun spiritual.
- Narasumber terpecaya dalam
penelitian ini yang sudah banyak membantu, Keluraga besar Juliana Tanjung
atas kesediannya memberikan waktu untuk melakukan pengamatan, Fraida, Novi
dan Yanuar atas wawancaranya, serta semua pihak yang ikut membantu dalam
pencarian data dan informasi, baik secara langsung maupun tidak langsung,
cetak maupun elektronik, yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
Terima kasih atas semuanya.
Kami sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran,
penulisan karya ilmiah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna
penulisan karya ilmiah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Harapan kami, semoga karya ilmiah yang sederhana ini, dapat memberi kesadaran
tersendiri bagi generasi muda bahwa kita juga harus mengetahui adat dan
kebudayaan dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia, karena kita adalah
bagian dari keluarga besar bangsa Indonesia tercinta.
Tim Penyusun
ABSTRAK
Karya ilmiah yang berjudul Etos, Fokus dan Unsur
Kebudayaan Suku Jambi di Indonesia ini membahas keseluruhan tentang kebudayaan
Jambi, yang terkadang sering luput dari pandangan kita sebagai Warga Negara
Indonesia. Bagaimana perkembangannya dari tahun ke tahun apakah mengalami
perbedaan secara adat karena perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
ataukah tetap berjalan seperti dahulu (mulai terbentuknya).
Tujuan pemulisan karya ilmiah ini adalah untuk memberitahukan kepada orang
banyak tentang etos, fokus dan kebudayaan dari suku Jambi, agar mereka semua
dapat mengetahui keberagaman kebudayaan dari setiap suku-suku di Indonesia
secara luas dan menyeluruh, termasuk salah satunya adalah suku Jambi.
Metode yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah dengan melakukan
Studi Pustaka. Kami mencari bahan-bahan tentang kebudayaan Jambi lewat
Internet, juga melalui buku-buku ensiklopedia tentang kebudayaan dan keanekaragaman
suku di Indonesia. Tidak hanya itu, untuk memperkuat penelitian ini, kami juga
melakukan pengamatan secara langsung dengan salah satu keluarga Jambi di
Jakarta selama dua hari. Dengan ikut tinggal bersama-sama mereka dan mengamati
tingkah laku mereka. Kami juga melakukan wawancara, baik secara langsung kepada
warga jambi yang tinggal di Jakarta maupun secara tidak lagsung seperti
wawancara melalui telepon, email, dan chatting lewat internet kepada warga Asli
Jambi yang tinggal di Jambi.
Berdasarkan hasil penelitian, kami mengetahui bahwa kebudayaan suku Jambi di
Indonesia sendiri ternyata masih berbau adat leluhur yang kental dengan nilai
dan norma-norma istiadat seadri dulu. Ini terus berlangsung sampai sekarang.
Tetapi kerap dengan perubahan dan kemajuan teknologi, Jambi juga ikut
diramaikan dengan warga pendatang, khususnya dari cina, Sehingga unsur-unsur
kebudayaan Jambi terkadang berbaur dengan adat kebudayaan Cina.
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah salah satu negara kepulauan yang memiliki banyak wilayah yang
terbentang di sekitarnya. Ini menyebabkan keanekaragaman suku, adat istiadat
dan kebudayaan dari setiap suku di setiap wilayahnya. Hal ini sungguh sangat
menakjubakan karena biarpun Indonesia memiliki banyak wilayah, yang berbeda
suku bangsanya, tetapi kita semua dapat hidup rukun satu sama lainnya.
Namun, sungguh sangat disayangkan apabila para generasi penerus bangsa tidak
mengtehaui tentang kebudayaan dari setiap suku yang ada. Kebanyakan dari mereka
hanya mengetahui dan cukup mengerti tentang kebudayaan dari salah satu suku
yang ada di Indonesia, itu juga karena pembahasan yang sering dibahas selalu
mengambil contoh dari suku yang itu-itu saja.
Jambi adalah salah satu suku di Indonesia yang terletak di kepulauan Sumatra.
Banyak yang tidak mengetahui bahwa Jambi juga mempunyai banyak hal-hal menarik
yang dapat dijadikan ”berita utama”, tetapi amat disayangkan bahwa yang sering
sekali di ekplorasi adalah wilayah-wilayah tetangganya; seperti Sumatra Barat
(Padang) dan Sumatra Utara (Batak). Untuk itu, kami disini ingin menyajikan
liputan yang tidak kalah menarik, yang berasal dari suku Jambi.
B.
Identifikasi Masalah
Melihat semua hal yang melatarbelakangi Kebudayaan Jambi maka, kami menarik
beberapa masalah dengan berdasarkan kepada :
- Kurangya perhatian dari
masyarakat kebanyakan pada kebudayaan Jambi. Sehingga kurangya pengetahuan
masyarakat tentang Suku Jambi.
- Tidak meratanya bahan
pembelajaran tentang suku Jambi yang dijadikan contoh oleh para pengajar.
C.
Pembatasan Masalah
Karena cangkupan kebudayaan yang begitu luas dan
meliputi berbagai aspek kehidupan, maka kami hanya membataskan penelitian hanya
dari segi Tujuh Unsur Kebudayaan dan Etos Kebudayaan dari Suku Jambi. Serta
perkembangnnya sampai dengan sekarag ini.
D. Perumusan
Masalah
Atas dasar penentuan latar belakang dan identiikasi
masalah diatas, maka kami dapat mengambil perumusan masalah sebagai berikut:
”Bagaimana Etos dan Unsur Kebudayaan Jambi serta Perkembangannya sekarang ini?”
E.Kegunaan
Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah sebagai informasi bagi
masyarakat Indonesia termasuk didalamnya adalah pengajar dan pelajar agar lebih
memahami tentang Etos, Fokus dan Unsur Kebudayaan Suku Jambi di Indonesia.
F. Tujuan
Penulisan
Penelitian ini dilakukan untuk dapat memenuhi tujuan-tujuan yang dapat
bermanfaat bagi para remaja dalam pemahaman tentang Etos, Fokus dan Unsur
Kebudayaan Suku Jambi di Indonesia. Secara terperinci tujuan dari penelitian
ini adalah:
- Mengetahui sampai sejauh mana
pengetahuan masyarakat tentang kebudayaan Jambi
- Mengetahui sampai sejauh mana
perkembangan kebudayaan Jambi.
G. Metode Penulisan
Untuk mendapatkan data dan informasi yang di perlukan,
penulis mempergunakan metode observasi atau teknik pengamatan langsung, teknik
wawancara, dan teknik studi kepustakaan atau studi pustaka. Tidak hanya itu,
kami juga mencari bahan dan sumber-sumber dari media masa elektronik yang
berjangkauan internasional yaitu, Internet.
H. Hipotesis
Penelitian ini dilakukan berangkat dari keyakinan
penulis setelah cukup melakukan pengenalan secara meluas terhadap masalah yang
diangkat. Adapun keyakinan atau hipotesis tersebut adalah “Kurangya pemahaman
masyarakat terhadan suku-suku di Indonesia yang sering luput dari perhatian
mereka” Hal ini, menjadi salah satu faktor yang paling dominan untuk dapat
dikatakan sebagai “penyebab”.
I. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Jakarta dalam jangka waktu
satu bulan. Dimulai dari pengumpulan data, kegiatan lapangan hingga penulisan
hasil akhir penelitian.
J. Sistematika Penulisan
Pada karya ilmiah ini, akan dijelaskan hasil
penelitian dimulai dengan bab pendahuluan. Bab ini meliputi latar belakang
masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, kegunaan
masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, hipotesis, waktu dan lokasi
penelitian, sampai terahir kepada sistematika penelitian. Dilanjutkan dengan
bab ke dua yang berisi tentang kerangka teoritis yang terdiri dari beberapa
definisi yang dikemukakan oleh beberapa tokoh ahli.
Bab berikutnya, kami membahas secara keseluruhan tentang masalah yang diangkat,
yaitu tentang Etos, Fokus dan Kebudayan Suku jambi di Indonesia. Termasuk
didalamnya biodata dari para narasumber kami.
Bab keempat merupakan bab penutup dalam karya ilmiah ini. Pada bagian ini,
penulis menyimpulkan uraian yang sebelumnya sudah disampaikan, dan memberi
saran mengenai apa yang baiknya kita lakukan agar tetap memahami kebudayaan
dari setiap suku bangsa di indonseia.
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Definisi Kebudayaan
1. Definisi Etimologis
Kata kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu
buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi dan akal). Sedangkan,
dalam bahasa Inggris, kebudayaan berarti culture yang berasal dari bahasa Latin
colere yang artinya mengolah atau mengerjakan tanah atau bertani.
2. Definisi
Konseptual
Edward B. Taylor
Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terdapat
pengetahuan, kepercayaanm kesenian, moral, hokum, adapt istiadat, dan kemampuan
lainnya yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Selo Soemardjan dan Soelarman Soemadi
Kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa, dan cipta
manusia.
Ralph Linton
Kebudayaaan adalah keseluruhan pengetahuan, sikap, dan
pola perilaku yang merupakan kebiasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh
anggota suatu masyarakat tertentu.
Koentjaraningrat
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tingkah laku, dan hasil karya
manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia
dengan cara belajar.
3. Definisi Operasional
Kebudayaan adalah sekumpulan adat, tradisi, nilai,
norma, dan tata cara hidup yang dijalankan oleh suatu kelompok masyarakat dan
diwariskan dari generasi ke generasi. Misalnya adapt dari orang tua ke
anak-anaknya; setiap hari sabtu minggu adalah hari untuk keluarga berkumpul.
Tiddak ada kegiatan yang tidak dilakukan bersama-sama. Pergi, makan, dan
lain-lain dilakuan bersama-sama.
B. Definisi
Masyarakat
1. Definisi Etimologis
Masyarakat sebagai terjemahan dari istilah society (dalam bahasa Inggris) yang
berasal dari bahasa Latin, yaitu societas yang berarti hubungan persahabatan
dengan yang lain. Societas diturunkan dari kata socius yang berarti teman,
sehingga arti society berhubungan erat dengan kata sosial. Secara implisit,
kata society mengandung makna bahwa setiap anggotanya memiliki perhatian dan
kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan.
2. Definisi
Konseptual
Emile
Durkheim
Masyarakat adalah suatu kenyataan obyektif individu-individu yang merupakan
anggota-anggotanya.
Max Weber
Masyarakat adalah suatu struktur atau aksi yang pada
pokoknya ditentukan oleh harapan dan nilai-nilai dominan dalam warganya.
Karl Marx
Masyarakat adalah suatu struktur yang menderita
ketegangan organisasi ataupun perkembangan adanya pertentangan antara
kelompok-kelompok yang terpecah secara ekonomis.
Conrad Kottack
Masyarakat adalah hidup yang terorganisir di dalam
kelompok.
Carol and Melvin Ember
Masyarakat adalah sekumpulan orang yang menempati
wilayah tertentu, bicara dalam bahasa yang sama yang tidak secara umum
dimengerti oleh orang-orang di sekitarnya.
3. Definisi Operasional
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang hidup dalam
suatu lingkungan yang sama dengan cukup lama, mandiri, memiliki kebudayaan yang
sama dan turut serta memiliki kegiatan dalam lingkungan tersebut.
C. Definisi
Sosiologi
1. Definisi Etimologis
Menurut Auguste Comte, istilah sosiologi berasal dari kata socius dan logos.
Socius merupakan bahasa Latin yang berarti kawan atau teman. Sedangkan, logos
merupakan bahasa Yunani yang berarti kata atau berbicara. Jadi, sosiologi
memiliki arti berbicara mengenai masyarakat.
2. Definisi
Konseptual
William
Kornblum
Sosiologi adalah suatu upaya ilmiah untuk mempelajari masyarakat dan perilaku
sosial anggotanya dan menjadikan masyarakat yang bersangkutan dalam berbagai
kelompok dan kondisi.
Paul B. Horton
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan penelaah pada
kehidupan kelompok dan produk kehidupan kelompok tersebut.
Selo Soemardjan dan Soelarman Soemadi Sosiologi adalah
ilmu kenasyarakatan yang mempelajari struktur social, proses social termasuk
perubahan social.
Pitirim Sorokin
Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari:
- Hubungan dan pengaruh timbal
balik antara aneka macam gejala sosial, misalnya gejala ekonomi, agama,
keluarga, dan moral.
- Hubungan dan pengaruh timbale
balik antara gejala sosial dan gejala non-sosial, misalnya gejala
geografis dan biologis.
- Ciri-ciri umum semua jenis
gelaja sosial yang lainnya
3. Definisi Operasional
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang hidup dalam suatu lingkungan yang
sama dengan cukup lama, mandiri, memiliki kebudayaan yang sama dan turut serta
memiliki kegiatan dalam lingkungan tersebut
BAB III
PEMBAHASAN
A. Unsur Kebudayaan
1. Sistem Agama
Sebagian besar masyarakat Jambi memeluk agama Islam, yang kemudian disusul
dengan agama Budha dan Kristen protestan. Mungkin ini juga karena dipengaruhi
oleh warga pendatang yang datang ke Jambi yang kebanyakan berasal dari
keturunan Cina atau TiongHua. Dalam tabel dibawah ini, dapat kita lihat
persentase agama yang dianut masyarakat Jambi.
2. Sistem Bahasa
Bahasa Jambi adalah salah satu anak cabang bahasa Austronesia yang digunakan
khususnya di wilayah Jambi bagian selatan, Provinsi Riau.
Ada dua kontroversi mengenai bahasa Jambi dengan Melayu. Sebagian pakar bahasa
menganggap ini sebagai dialek melayu karena banyaknya kesamaan kosakata dan
bentuk tuturan didalamnya. Sedangkan yang lain justru beranggapan, bahasa ini
merupakan bahasa mandiri yang berbeda dengan Melayu.
Orang Jambi senang menggunakan kata-kata arif serta pepatah-pepatah. Kata-kata
kiasan umumnya berpedoman pada alam sekitarnya. Ketinggian martabat seseorang
juga dapat ditandai dengan kemahirannya menggunakan kata-kata arif dan kiasan.
Mereka tidak mengenal adanya perbedaan bahasa yang menunjukkan stratifikasi
sosial dalam masyarakat.
Bila didengarkan dengan seksama, maka bahasa Jambi terdengar hampir serupa
dengan bahasa Padang, yang selalu diakhiri dengan kata ”o”. Hal ini mungkin
dikarenakan suku Jambi dan suku Padang terletak dalam satu pulau yang sama
yaitu, Kepulauan Sumatra.
3. Sistem Kekerabatan Bilateral
4. Sistem Mata Pencaharian
Mata pencaharian masyarakat Jambi adalah bertani, berladang dan melaut Di Jambi
sendiri kebanyakan daerahnya adalah berupa hutan. Sehingga mata pencaharian
mereka didominasi oleh para petani biasanya pula mereka yang bertani berasal
dari pedesaan. Dalam hal bertani, sama seperti kota-kota lainnya yang terletak
di daratan rendah, adalah bertanam padi pada lahan kosong. Sedangkan dalam hal
melaut, mencari ikan di sungai merupakan mata pencaharian tambahan, begitu juga
mencari dalam hal mencari hasil hutan. Usaha-usaha tambahan ini biasanya
dilakukan sambil menunggu panen atau menunggu musim tanam berikutnya.
Karena di Jambi sendiri juga dihuni oleh masyarakat keturunan TiongHua, maka di
zaman sekarang ini banyak pula warga masyarakat kaeturunan Cina di Jambi yang
mencari pendapatan melalui proses berdagang. Ada yang berdagang mas, berdagang
sembako dan adapula yang berdagang bahan-bahan material.
5. Sistem Pengetahuan
Jambi memiliki adat istiadat yang berdasarkan hukum
islam sehingga secara garis besar segala pengetahuan dasar budaya Jambi
bersumber pada ajaran Al-Quran. Sistem pengetahuan mereka juga dipengaruhi oleh
kepercayaan tradisional. Pengetahuan dasar ini mereka terapkan pada segala
aspek kehidupan, termasuk kehidupan pertanian dan pengobatan.
Pengetahuan tentang pertanian mereka terapkan terhadap alam, terutama yang
berkaitan dengan musim.
Masyarakat Jambi terutama merka yang tinggal di pedalaman juga memakai
obat-obat tradisional dalam proses penyembuhan orang sakit. Mereka menggunakan
beberapa jenis tumbuhan alam dan minyak alami untuk dijadikan ramuan obat,
misalnya ramuan obat untuk menyembuhkan penyakit demam yang berupa daun sitawar,
sedingin, kumapai. Cekun, kunyit polai, dan jerangau. Di samping itu, juga
digunakan berbagai jenis jeruk, akar kayu, bunga-bungaan, kepala muda, pinang,
dll. Untuk bahan penangkal atau jimat kadang mereka menggunakan sisa-sisa besi
dan benang warna. Benda-benda ini baru dapat dijadikan obat dan berkhasiat
setelah dimantrai dukun. Hal ini dilakukan karena pengaruh dari kepercayaan
tradisional. Mereka percaya bahwa penyakit disebabkan oleh roh jahat atau setan
yang merasuk dalam tubuh. Cara penyembuhannya adalah dengan mengusir roh
tersebut yangbiasa dilakukan oleh dukun. Sambil mengobati orang yang sakit itu,
ia melakukan doa ritual. Biasanya ia membakar kemenyan sambil mengucapkan
jampi-jampi. Beberapa doa penyembuhan lainnya digunakan bahasa Arab dan kadang-kadang
ayat Al-Quran.
Bahkan, peristiwa melahirkan pun dapat ditangani dengan pengetahuan tradisional
yang mereka miliki. Perempuan yang siap untuk melahirkan anak diberi minuman
tradisional untuk memudahkan proses melahirkan. Sebetulnya, perempuan yang akan
melahirkan ditolong oleh 2 orang. Seorang yang mendorong anak dari kandungan
dan seorang yang menerima anak pada saat keluar dari kandungan. Walaupun
demikian, aturan medis modern menolak melahirkan anak seperti yang digambarkan
diatas, tetapi kelihatannya orang Jambi yang tinggal di pedalaman sudah cukup
lama menggunakan metode ini, tidak membahayakan kesehatan si perempuan atau si
anak.
Jenis
Tumbuhan Yang Bermanfaat Bagi Orang Rimba
- Tubo ubi √ Umbi
- Duku √ Buah
- Durian √ Buah
- Manggis √ Buah
- Aren √ Buah
- Petai √ Buah
- Bayih √ Batang
- Manau √ Batang
- Rotan sabut √ Batang
- Rotan tebu-tebu √ Batang
- Rotan gelang √ Batang
- Rotan balam √ Batang
- Bedaro putuh √ Akar
- Selasih √ Akar
- Sirih hutan √ daun
- Ketepeng √ Daun
- K. Sakit pinggang √ Kulit
- Pisang-pisang √ Batang
- Keduduk √ Buah
- Kayu pengasih √ Batang
2. Jenis (Species) Tumbuhan Obat-Obatan Yang Dimanfaatkan Orang Rimbo Sungai
Keruh Dan Sungai Serdang
- Bedaro Putih Euracum
Equesitifilia - Jarang
- Kayu Bengkak Belum
Terindentifikasi - Jarang
- Kayu Obat Kepala Belum
Terindentifikasi - Jarang
(Sumber: Hasil Penelitian Kerinci Seblat Integrated
Conservation and Development Project
Kerjasama Pusat Penelitian IAIN Sulthan Thaha Syaufuddin Jambi Tahun 1999)
6. Sistem Teknologi (Peralatan dan perlengkapan hidup)
A. Busana Tradisional Melayu Jambi
Suku Melayu Jambi adalah sebutan bagi orang-orang
Melayu yang mendiami daerah sepanjang sungai Batang Hari, propinsi Jambi.
Dalam berbusana kaum wanita sehari-hari pada awalnya
hanya dikenal dengan kain dan baju tanpa lengan.
Sedangkan kaum prianya mengenakan celana setengah ruas yang melebar pada bagian
betisnya dan umumnya berwarna hitam, sehingga lebih leluasa geraknya dalam
melakukan kegiatan seharihari. Pakaian untuk pria ini dilengkapi dengan kopiah
sebagai penutup kepala.
Pada perkembangan berikutnya dikenal adanya pakaian adat. Pakaian adat ini
lebih mewah daripada pakaian sehari-hari yang dihiasi dengan sulaman benang
emas dan pemakaian perhiasan sebagai pelengkapnya.
B. Pakaian Adat Pria
Laki-laki suku Melayu Jambi dalam berpakaian adat
mengenakan lacak di kepalanya.Lacak ini terbuat dari: kain beludru warna merah
yang diberi kertas tebal di dalammnya agar menjadikannya keras. Tutup kepala
ini memiliki dua bagian yang menjulang tinggi, dengan julangan yang lebih
tinggi pada bagian depannya.
Sebagai hiasan terdapat lukisan flora dari daun,
tangkai clan bunga yang akan mekar. Bagian pinggir sebelah kanan diberi lukisan
tali runci, yang diimbangi oleh penempatan bungo runci di sebelah kiri. Bungo
runci ini berwarna putih dirangkai dengan benang, dapat berupa bunga asli atau
tiruannya. Bajunya disebut baju kurung tanggung berlengan panjang. Disebut
tanggung karena panjangnya hanya sedikit di bawah siku tidak sampai ke
pergelangan tangan.
Hal ini mengandung makna seseorang harus tangkas clan cekatan dalam mengerjakan
sesuatu pekerjaan. Bahannya terbuat dari beludru warna merah diberi sulaman
benang emas. Bagian tengahnya terdapat motif kembang bertabur atau kembang
tagapo dan kembang melati, sedang bagian pinggirnya bermotifkan kembang
berangkai atau pucuk rebung. Penutup bagian bawah disebut cangge (celana).
Bahannya masih dari beludru yang dilengkapi dengan
tali sebagai ikat pinggang. Sudah menjadi kebiasaan di daerah Jambi mengenakan
kain sarung songket yang dililitkan di pinggul. Tutup dadanya disebut teratai
dada, karena bentuknya seperti bunga teratai dipasang melingkar leher sehingga
menyerupai kerah. Kedua tangan dihiasi gelang kilat bahu terbuat dari logam
celupan berlukiskan naga kuning.
Lukisan naga ini mengandung makna bila seseorang telah diberi kekuasaan
janganlah diganggu. Dikenakan pula selempang yang menyilang badan terbuat dari
songket warna merah keungu-unguan sebagai pasangan kain sarung dengan motif
bunga berangkai clan beranting. Bagian pinggangnya dihiasi dengan selendang
tipis warna merah jambu yang pada ujung ujungnya diberi umbai-umbai warna
kuning.
Untuk memperkuat bagian pinggang ini digunakan pending
berupa rantai dengan sabuk sebagai kepala terbuat dari logam. Kelengkapan
lainnya adalah keris clan selop. Biasanya diselipkan di perut menyerong ke
kanan melambangkan kebesaran sekaligus untuk berjaga-jaga. Sedangkan selop atau
alas kaki yang berbentuk setengah sepatu berfungsi untuk melindungi kaki saat
berjaalan.
C. Pakaian Adat Wanita
Busana untuk perempuan terdiri dari kain sarung
songket clan selendang songket warna merah. Bajunya disebut baju kurung
tanggung bersulam benang emas dengan motif hiasan bunga melati, kembang tagapo,
dan pucuk rebung.
Tutup kepalanya disebut pesangkon yang terbuat dari
kain beludru merah dengan bagian dalam diberi kertas karton agar keras.
Ada juga yang menyebut duri pandan karena pada bagian
depan tutup kepala ini diberi hiasan dari logam berwarna kuning berbentuk duri
pandan. Untuk lebih memperindah diberi sulaman emas dengan motif bunga melati
pecah.
Kelengkapan busana perempuan lebih banyak dibandingkan
dengan yang dikenakan oleh pria. Pada perempuan dikenakan anting-anting atau
antan dengan motif kupu-kupu atau gelang banjar. Kalungnya terdiri dari tiga
jenis, yaitu kalung tapak, kalung jayo atau kalung bertingkat dan kalung rantai
sembilan. Pada jari-jarinya terpasang cincin pacat kenyang dan cincin kijang
atau capung.
Jumlah gelang yang dipakai pun lebih banyak meliputi gelang kilat bahu
masing-masing lengan dua buah. Masih ditambah dengan gelang kano, gelang ceper
dan gelang buku beban. Kesemuanya di pasang di lengan. Khusus untuk gelang buku
beban bahannya berasal dari permata putih. Sementara untuk kaki dikenakan gelang
nago betapo dan gelang ular melingkar. Disebut demikian karena bentuknya yang
menyerupai naga dalam dongeng sedang tidur clan ular yang melingkar membentuk
bulatan.
Sedangkan unsur-unsur kelengkapan yang lain seperti
teratai dada (tutup dada), pending dan sabuk (ikat pinggang), selendang, dan
selop hampir sama dengan yang dikenakan pria. Bedanya bentuk motif yang lebih
besar pada teratai dada dan pending.
D. Pakaian Baselang
Acara pada adat suku jambi dibedakan menjadi dua,
kecil dan besar. Pembedaan ini mempengaruhi pada variasi pakaian yang
dikenakan, khususnya yang dikenakan para gadis. Jika acaranya kecil maka
pakaian yang dikenakan berfungsi ganda sebagai pakaian upacara maupun bekerja.
Kelengkapannya dengan sarung warna merah yang dipakai
sedikit di bawah lutut (tanggung) dan baju kurung berlengan tanggung yang
letaknya di luar kain, -selendang warna merah dililitkan di kepala serta
membawa perlengkapan lain seperti ani-ani clan kiding (tempat padi).
Pada acara besar pakaian dibedakan untuk upacara dan bekerja. Dalam rangkaian
upacara tersebut terdapat hiburan sehingga pakaian yang dikenakan pun lebih
bagus.
Selendang songket yang dikenakan sebagai penutup kepala diberi sulaman benang
emas dan umbai-umbai di ujungnya.
7. Sistem Kesenian
Provinsi Jambi sangat kaya akan kerajinan daerah,
salah satu bentuk kerajinan daerahnya adalah anyaman yang berkembang dalam
bentuk aneka ragam. Kerajinan anyaman di buat dari daun pandan, daun rasau,
rumput laut, batang rumput resam, rotan, daun kelapa, daun nipah, dan daun
rumbia. Hasil anyaman ini bermacam–macam, mulai dari bakul, sumpit, ambung,
katang–katang, tikar, kajang, atap, ketupat, tudung saji, tudung kepala dan
alat penangkap ikan yang disebut Sempirai, Pangilo, lukah dan sebagainya.
Kerajinan lainnya adalah hasil tenun yang sangat terkenal, yaitu tenunan dan
batik motif flora.
Salah satu kesenian yang cukup populer adalah seni Randai. Seni Randai
merupakan perpaduan antara Kaba, lagu, tari, dan sandiwara. Selain Randai, seni
yang cukup terkemuka adalah Rarak Godang, Kayat, Zikir, dan Kaba. Sedangkan
alat musik yang digunakan adalah calempong, ogung gong, dan gendang. Seni
sastra yang berkembang antara lain pantun, pepatah, dan Kayat.
Untuk memperkuat dan memelihara adat istiadat yang ada
pada masyarakat Jambi, ada berbagai kegiatan kesenian dan sosial budaya kerap
di lakukan, antara lain:
- Tradisi Berdah (dilaksanakan
saat terjadi bencana dengan tujuan menolak bencana)
- Kenduri Seko (bertujuan untuk
membersihkan pusaka dalam bentuk keris, tombak, Al Kitab dalam bentuk
Ranji–ranji Kuno)
- Mandi Safar (dilaksanakan pada
hari Rabu di akhir bulan Safar bertujuan untuk menolak bala)
- Mandi Belimau Gedang
(dilaksanakan menjelang Ramadhan dengan tujuan menyucikan dan mengharumkan
diri)
- Ziarah Kubur (dilaksanakan
menjelang Ramadhan dengan tujuan mendoakan arwah leluhur)
Ada berbagai macam jenis tari-tarian, antara lain:
- Tari Sumbe (Tarian persembahan
untuk para dewa)
- Tari Rangguk (Tarian anak pesta
rakyat)
- Tari Musik Mumkin (Tari untuk
permainan musik orang buta)
- Tari Lesung Gilo (Tari untuk
permainan lesung diiringi mantra-mantra)
- Tari Bakisa (Tarian menumbuk
padi)
- Tari Asik (Tarian untuk
mengusir bala penyakit)
- Tari JapinTari HadrahTari RanggukTari
Aek Sakotak.
Contoh:
Peralatan Tari Rangguk ( tarian tradisional dari Jambi )
1. Rebana
Berbagai ukuran. Jumlahnya bergantung jumlah pemain (biasanya 5—10 orang).
Dalam suatu pertunjukkan mereka duduk melingkar, menabuh rebana, berpantun dan mengangguk-anggukan
kepala.
2. Rangguk
Pada mulanya rangguk hanya dilakukan oleh kaum laki-laki. Biasanya di sore hari
dan bertempat di beranda rumah (setelah seharian bekerja di sawah atau kebun).
Tujuannya adalah sebagai pelepas lelah dan sekaligus hiburan. Kaum perempuan
tidak diperkenankan untuk melakukan tarian ini (tabu). Selaras dengan
perkembangan zaman, fungsi rangguk juga mengalami perubahan. Jika pada mulanya
hanya sekedar sebagai hiburan, maka kini menjadi sebuah tarian khusus untuk
upacara penyambutan tamu. Para pemainnya pun juga tidak lagi duduk secara
melingkar, tetapi berdiri (berbaris) sambil mengangguk-anggukkan kepala kepada
setiap tamu yang datang, melantunkan berbagai macam pantun selamat datang, dan
mengiring tamu sampai ke tempat yang telah ditentukan (depan pintu balai desa).
Kesenian dari jambi sendiri yang paling dikenal oleh masyarakat luas adalah
Batik Jambi yang paling terkenal di daerah Sumatra. Tapi juga sering di ekspor
keluar negeri bahkan cukup terkenal pula di Indonesia.
B.Etos Kebudayaan
Etos kebudayaan adalah suatu kebudayaan yang seringkali memancarkan suatu watak
yang khas tertentu yang tampak dari luar, seperti yang tampak oleh orang dari
kebudayaan lain. Watak khas tersebut seruingkali terlihat dari gaya tingkah
laku, kegemaran, dan berbagai benda budaya hasil karya masyarakat tersebut. Di
Jambi sendiri etos kebudayaanya hampir serupa dengan suku-suku lain yang
tinggal di Pulau Sumatra, bisa kita lihat dari etos kebudayaan suku Batak,
yaitu cenderung keras, berbahasa kasar (kencang), dan berparas sangar. Tapi
terkadang ada juga yang mirip dengan etos dari suku padang yaitu, raut wajahnya
angkuh, dan tidak ramah, dan suka perhitungan (pelit).
C.Fokus Kebudayaan
Fokus kebudayaan adalah suatu unsur kebudayaan atau beberapa pranata tertentu
yang merupakan unsur pokok dalam kebudayaan mereka sehingga unsur itu disukai
oleh sebagian besar warga masyarakatnya dan dengan demikian mendominasi banyak
aktivitas dalam kehidupan masyarakat tersebut. Fokus kebudayaan jambi adalah
dapat dilihat dari segi sistem mata pencahariannya yaitu kebanyakan, bahkan
hampir semua masyarakatnya hidup sebagai petani.
D. Biodata
Narasumber
Nama
: Juliana Tanjung
Jenis Kelamin : Female
Usia
: 23 Tahun
Agama : Budhha
Status
: Mahasiswi & karyawati
Suku Bangsa : Jambi - Chinese
Anak ke : Tiga
Dari
: Lima Bersaudara
Pendidikan : Trisakti University
Accounting, S1
Profesi : Karyawati
Jabatan : Accounting Staff
Lama bekerja : 1 Tahun
Nama : Farida
Jenis Kelamin : Female
Usia : 27 Tahun
Agama : Islam
Status : Menikah
Suku Bangsa : Jambi - Asli
Anak ke : Pertama
Dari : Dua Bersaudara
Pendidikan : Jambi University, S1
Informatika Teknologi,
Profesi : Karyawati
Jabatan : Head Of I.T
Lama Bekerja : 3 Tahun
Nama : Novi Permata Sari
Jenis Kelamin : Female
Usia : 20 Tahun
Agama : Budhha
Status : Mahasiswi
Suku Bangsa : Jambi - Chinese
Anak ke : Tiga
Dari : Tiga Bersaudara
Pendidikan : STIKOM LSPR
Public Relations
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarat: Rineka Cipta.
Chodwich, bruce A., dkk. 1991. Terjemahan Dr. sulistia M.L., dkk. Metode
Penelitian Ilmu Pengetahuan. IKIP Semarang Press.
Rahmat, Jalahudin. 1984. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Karya
Singarimbun, Masri. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3S
Patmono, S.K. 1996. Teknik Jurnalistik Tuntunan Praktis untuk Menjadi Wartawan.
Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.
Sumber Lain:
http://www.tamanmini.com/anjungan/jambi/daerah
http://www.tekkomdik-sumbar.org/sjh_pdd_sumbar_pendh.html
Hasil wawancara langsung dari:
Juliana Tanjung
Novi Permata Sari
Farida
REFERENSI :
http://blog.codingwear.com/bacaan-105-Contoh-Karangan-Argumentasi.html
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20120319054046AArltu7
http://id.wikipedia.org/wiki/Karya_ilmiah
http://www.sarjanaku.com/2011/07/contoh-karya-ilmiyah.html